Welcome!!! This my new place, new world, and new of me at this new year

glitter graphics

Selamat datang....
Duh, setelah bolak-balik bikin WP baru akhirnya saya memutuskan menggunakan blogspot karena WP yang sekarang kurang user friendly. Sebenarnya mungkin lebih user Friendly, tapi waktu saya mencoba membuat akun baru, agak ribet. Dan setelah diverifikasi melalui email, saya tetap tidak bisa menulis di postingan. Entah saya yang salah prosedur atau apa, yang jelas itu cukup bikin saya malas. Akhirnya saya memilih Blogspot. Hehehehe,,, Oke, silahkan komen-komen kalau ada pertanyaan yang 'kiranya' bisa saya jawab:D


Sabtu, 07 Januari 2012

Let’s Make a Baby-Remake [Prolog]


Author: Bocah Tengil
Genre: Angst, AU
Rating: PG-15
Length: Chaptered
Main cast:
  • Cho Kyuhyun
  • Lexy Visconti
  • Victoria Song
  • And Other
Disclaimer:
This is mine and adapted from @yuniLHJ’s LMaB. She already permits me to re-make this fict.
Thanks to:
@yuniLHJ, the crazy girl and @IcHa_Kyuri88, an eonnie who allowed me to post it by her acc. Love you all:D

~ Terkadang seseorang tidak butuh beribu pujian jika dia sadar tulisannya menarik. Yang dibutuhkannya hanyalah kesabaran dari para pembaca yang mau menunggu dengan sabar tanpa menghujat dan menuntut  ~

            Apa yang dapat ku ceritakan tentang seseorang yang pernah menjadi bagian dari hidupku, sebagai suamiku? Bahwa dia tampan? Bahwa dia lulusan Harvard dan menjadi orang yang cukup berpengaruh karena prestasinya di fakultas hukum? Atau karena dia masih kerabat keluarga Barret yang pernah menyumbangkan Barret Hall –gedung terbesar dan terjelek di Harvard Yard-, yang merupakan sebuah monumen kolosal untuk memamerkan kekayaan, keangkuhan dan Harvardisme keluarga Barret?
            Memori itu masih tersimpan rapi di ingatanku. Bagaimana kami bertemu, berkencan –kalau itu bisa disebut demikian-, sampai akhirnya menikah dan berpisah. Dan semuanya berawal dari perpustakaan Radcliffe, di musim gugur pada tahun terakhirknya di college.
            Cho Kyuhyun, mahasiswa Korea yang merupakan salah satu dari segelintir orang Asia yang berhasil menembus dinding tebal Harvard. Dia mulai sering menghabiskan waktunya untuk berkunjung ke perpustakaan Radcliffe saat itu. Bukan hanya untuk mengamati kaum hawa yang keluar-masuk meskipun itu memang salah satu alasannya, tetapi juga karena perpustakaan Radcliffe adalah tempat yang paling mudah untuk meminjam buku referensi tanpa harus masuk dalam antrian panjang perpustakaan Harvard satu hari menjelang ujian mata kuliah sejarah. Selain itu, tempat itu juga cukup tenang. Dengan gesit dia melangkah ke meja refferensi. Ada dua wanita yang tengah bertugas di sana. Yang pertama berambut kriting, berbadan jangkung dan keturunan asli Amerika. Sementara yang lainnya tipikal gadis Asia yang bermata tidak terlalu sipit tetapi berkacamata. Kyuhyun memilih si mata empat.
“Kau punya The Waning of the Middle Ages?”
Gadis itu melirik Kyuhyun sekilas lalu berkutat lagi dengan komputernya dan terdengar sedikit bergumam.
“Bukankah kau punya perpustakaan sendiri?”
“Apa?” Kyuhyun bertanya, memastikan pendengarannya.
Gadis itu langsung menatapnya, “Kau punya perpustakaan sendiri?”
“Hei, bukankah tidak ada larangan bagi mahasiswa Harvard untuk meminjam buku di sini?”
“Aku tidak berbicara masalah boleh atau tidak, Kyuhyun. Tapi pantas atau tidak. Kau bunya jutaan buku, sementara kami hanya punya beberapa ribu.”
Kyuhyun sedikit tercengang, bagaimana bisa gadis itu mengetahui namanya. Apa karena dia membaca Crismon terbitan paling akhir? Kyuhyun memilih tidak menanggapi dan tetap konsisten dengan tujuannya. Dia tidak mau terpancing dalam obrolan konyol bersama dengan gadis superior, yang beranggapan bahwa berhubung perbandingan antara mahasiswa Harvard dan mahasiswi Radcliffe adalah lima banding satu, maka mereka lima kali lipat lebih pintar.
“Dengar, aku butuh buku brengsek itu sekarang. Besok aku ujian.”
“Hei, mana sopan santunmu, Cho Kyuhyun?”
“Lalu apa maumu, nona yang sok pintar?”
“Aku memang pintar, preppie.” Jawabnya santai.
“Bagaimana kau yakin kalau aku dari prep school?”
“Karena tampangmu yang bodoh dan kaya.”
“Yang benar saja. Aku cerdas dan miskin.” Sangkal Kyuhyun dengan mencibir.
“Oh, jangan mengada-ada, Kyuhyun. Aku cerdas dan miskin?” gadis itu tak mau kalah. Dia melepas kacamatanya.
            Oke, Kyuhyun harus mengakui bahwa gadis yang dihadapannya bukanlah gadis sembarangan. Untuk ketiga kalinya gadis itu menyebutkan namanya sementara dia tidak tahu sama sekali siapa sebenarnya gadis ini. Dalam hal ini Kyuhyun kalah. Tapi untuk menjadi pemenang yang hebat, seseorang harus menerima kekalahan dengan baik. Maksudnya bukan paradoks, tetapi inilah ciri-ciri anak Harvard, yang dapat mengubah setiap kekalahan menjadi kemenangan di saat terakhir. Bahkan untuk mengalahkan seorang gadis, tidak terkecuali pada gadis ini.
“Mrs. Lyman. Bolehkah aku meminjam The Waning of the Middle Ages? Sepertinya dia kesulitan mencari bukunya.” Kyuhyun langsung menyapa seorang pengawas perpustakaan yang kebetulan dikenalnya sambil menunjuk gadis di balik meja refferensi. Dia hanya sendirian sekarang karena temannya sedang pergi ke rak buku beberapa menit yang lalu.
“Oh, Mr. Cho.” Wanita paruh baya itu lagsung mendekat ke meja refferensi.
“Tentu saja kau boleh meminjamnya. Mrs. Visconti, bukankah buku-buku sejarah berada di deretan paling kanan? Itu tidak sulit, bukan?”
“Oke, aku akan mencarinya.” Dengan nada yang sedikit kesal, gadis yang bernama belakang Visconti itu langsung beringsut meninggalkan Mrs. Lyman dan Kyuhyun.
“Ada  lagi yang kau butuhkan, Mr. Cho?”
“Tidak. Hanya itu, Mrs. Lyman.”
            Kyuhyun tersenyum ramah pada Mrs. Lyman sebelum dia pergi sekaligus bersorak kegirangan dalam hatinya karena dia memperoleh dua kemenangan sekaligus. Yang pertama, dia tahu nama gadis tengil yang dihadapinya. Dan yang kedua, dia mendapatkan buku yang dia mau.
“Nah, sekarang siapa yang menang?” Kyuhyun mengejek gadis yang membawa buku yang diinginkannya saat dia datang.
“Wah, apa kau menganggap itu adalah kompetisi? Kalau iya, berarti kau banci Mr. Cho. Kau tidak perlu menggunakan otoritas kalau kau memang bisa menang dengan cara yang lebih baik. Ini bukumu!”
“Akui saja kalau kau kalah, nona Visconti.”
            Gadis itu bersikap masa bodoh lalu memasang kacamatanya kembali dan berkutat dengan rutinitasnya lagi. Sementara Cho Kyuhyun masih menikmati kemenangannya sampai dia selesai membaca bukunya selama beberapa jam di perpustakaan Radcliffe. Kalau saja saat dia pulang nona Visconti masih ada di tempat itu, sudah barang tentu Kyuhyun akan mengejeknya sekali lagi.
            Suasana berubah sembilan puluh derajat saat mereka bertemu untuk yang kedua kalinya di sebuah kedai kopi di pinggiran Cambridge. Berawal dari obrolan basa basi hingga masuk pada inti dari pertemuan itu sendiri.
“Jangan seperti orang tolol dengan basa basimu itu, Kyu. Apa maumu?” Hujat Lexy –nama depannya yang diketahui Kyuhyun entah dari kapan.
Kyuhyun tampak berfikir sejenak sambil memainkan gelas kopinya yang masih mengepul, kemudian memandang Lexy yang dari tadi mengamatinya dengan serius. Tangannya juga sedikit mengepal di atas meja.
“Menikahimu.” Jawabnya singkat. Tapi sesingkat itu pula pembicaraan mereka berakhir. Lexy menyambar gelas air putih miliknya lalu menyiramkannya ke wajah Kyuhyun di depan banyak orang.
“Jangan mimpi, brengsek!” dia pergi.


End or Continue?

Buahahaha… Oke, saya jelaskan kenapa saya memilih Kyuhyun sebagai pemeran utamanya. Kyuhyun smarter than Donghae, right? He is Taller, isn’t it? And I agree to pick him as main cast. Dan alasan lainnya, dari awal saya baca LMaB saya rasa yang karakternya kuat itu Kyuhyun sama Lexy. Bukan Donghae sama Hyosun. So, sory ya kalau banyak yang kecewa.  Saya cuma ngikutin insting dan  gak mau bikin sesuatu yang sama:D Oh, satu lagi. Perhatikan POV-nya baik-baik. Di atas itu POV-nya Lexy dan author.
Radcliffe: Cabang Harvard untuk mahasiswi
Prep School: Swastanya Harvard. Biasanya untuk orang-orang kaya.


-Bocah Tengil-